Hay sobat smart semuanya, selamat datang di SMART AKSARA MEDIA EDUKASI. Kali ini kita akan membahas tentang BENTUK BAKU DAN TIDAK BAKU. Yang kita tau bentuk baku dan tidak baku ini tidak penting untuk kita pahami. namun ada bagian dari bentuk baku dan tidak baku ini yang memiliki arti dan cara pembacaan yang berbeda dari yang kita kira. Okey sobat smart, langsung saja kita masuk untuk ke pembahasannya. Selamat belajar ☺
BENTUK BAKU DAN TIDAK BAKU
A. Manakah pelafalan ABRI yang benar [abri]
atau [a-be-er-i]
Singkatan dan akronim dalam bahasa
Indonesia dilafalkan dengan cara yang berbeda. Singkatan selain dilafalkan
huruf demi huruf, juga dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya, seangkan
akronim lazimnya dilafalkan sebagaimana kata biasa. Sejalan dengan itu, SMAN,
misalnya seperti halnya BRI, BNI, dan DPR tergolong singkatan yang dilafalkan
huruf demi huruf . Oleh karena itu singkatan tersebut dilafalkan dengan
[es-em-a- en]. [be-er-i], [be-en-i], dan [de-pe-er].
Berbeda dengan singkatan itu ABRI dapat
dilafalkan dengan dua cara berdasarkan dua pertimbangan yang berbeda. Jika
dipandang sebagai singkatan, ABRI dilafalkan huruf demi huruf menjadi
[a-be-er-i]. Akan tetapi, jika dipandang sebagai akronim, ABRI dilafalkan
dengan [abri].
Dua sudaut pandang itu timbul karena di
satu pihak ABRI dapat dipandang sebagai singkatan dan di pihak lain dapat
dipandang sebagai akronim. ABRI dapat dipandang sebagai sangkatan karena
terbentuk dari gabungan huruf awal suatu kata, seperti halnya BRI,BNI,dan DPR.
Di pihak lain, ABRI dapat dipandang sebagai akronim karena dapat dilafalkan
sebagai kata biasa, seperti halnya SIM, Akmil, dan tilang. Dengan demikian,
perbedaan sudut pandang itu pun pada akhirnya dapat menyebabkan perbedaan dalam
pelafalannya.
Walaupun dapat dilafalkan dengan dua cara ,
pelafalan yang lazim untuk ABRI ialah [abri]. Sangat jarang pemakai bahasa yang
melafalkan dengan [a-be-er-i]. Kenyataan ini menunjukkan bahwa ABRI lebih
cenderung dipandang sebagai akronim.
B. Bagaimanakah Melafalkan Singkatan dan
Akronim Asing?
Singkatan akronim asing pelafalannya
diperlakukan agak berbeda dengan singkatan dan akronim bahasa Indonesia.
Sebagai singkatan, huruf dari bahasa mana pun dilafalkan menurut namanya dalam
abjad bahasa kita. Oleh karena itu, singkatan asing pun dilafalkan seperti
halnya bahasa kita.
Misalnya:
Singkatan Lafal
baku Lafal Tidak baku
FAO [ef-a-o] [ef-ey-ow]
IGGI [i-ge-ge-i]
[ay-ji-ji-ay]
BBC [be-be-ce] [bi-bi-si], [be-be-se]
AC [a-ce] [ei-si], [a-se]
WC [we-ce] [dabiyu-si], [we-se]
TV [te-ve] [ti-vi]
TVRI [te-ve-er-i]
[ti-vi-er-i]
Ketika bahasa Indonesia masih menggunakan
ejaan lama, pelafalan [be-be-se], [a-se], dan [we-se] untuk singkatan asing
BBC,AC, dan WC dapat dibenarkan sebab pelafalan itu sesuai dengan nama huruf c
dalam ejaan lama, yaitu se. Akan tetapi, sejak EYD diresmikan dan nama huruf c
mengalami perubahan dalam abjad kita, pelafalan BBC, AC, dan WC pun berubah
sesuai dengan nama huruf yang berlaku sekarang. Dengan demikian, pelafalan BBC,
AC, dan WC dengan [be-be-se, [a-se], dan [we-se] sekarang dipandang tidak baku.
Pelafalannya yang baku ialah [be-be-ce], [a-ce], dan [we-ce] karena disesuaikan
dengan nama huruf c, yaitu [ce].
Dalam hubungan itu, singkatan asing tidak
dilafalkan sesuai dengan lafal asingnya karena hal itu dapat menyulitkan para
pemakai bahasa kita. Jika singkatan dari bahasa Inggris harus dilafalkan
menurut nama huruf dalam bahasa Inggris, misalnya , bagaimana kalau kita
dihadapkan pada singkatan dari bahasa asing yang lain, seperti Prancis, Rusia,
Jerman, dan Jepang? Berapa banyak masyarakat kita yang mengenal nama huruf di
dalam bahasa-bahasa itu? Bagaimana pula melafalkan huruf dalam bahasa-bahasa
itu, tentu tidak banyak yang tahu.
Dengan pertimbangan bahwa orang Indonesia
yang paham bahasa Indonesia dengan abjadnya lebih banyak daripada jumlah orang
yang mengenal bahasa asing dengan abjadnya, sebaiknya singkatan dari bahasa
mana pun, demi kejelasan informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat
luas, dilafalkan menurut nama huruf yang terdapat dalam abjad bahasa Indonesia.
Jadi, singkatan asing yang terdapat dalam bahasa Indonesia tetap dilafalkan
sesuai dengan lafal bahasa Indonesia.
Berbeda dengan singkatan, akronim lazimnya
dipandang seperti halnya kata biasa. Dalam hal ini, akronim asing pun dipandang
identik dengan kata asing. Kalau kata asing dilafalkan mengikuti lafal aslinya,
akronim asing pun dilafalkan sesuai dengan lafal akronim itu dalam bahasa
aslinya. Dengan demkian, akronim asing yang digunakan dalam bahasa Indonesia,
terutama yang pemakaiannya sudah bersifat internasional, dilafalkan sesuai
dengan lafal bahasa aslinya.
Misalnya:
Akronim Lafal baku lafal
Tidak Baku
Unesco [yunesko] [unesko]
Unicef [yunisyef] [unicef]
C. Bagaimana Melafalkan Huruf C Pada Kata
Pasca Dan Civitas Academica?
Kata pasca dan civitas academica berasal
dari bahasa yang berbeda. Kata pasca berasal dari bahasa Sanskerta, sedangkan
civitas academica dari bahasa Latin. Oleh karena asalnya berbeda, cara
melafalkannya pun tidak sama.
Huruf c pada kata pasca, sesuai dengan
bahasa aslnya, dilafalkan dengan [c], dan bukan [k]. Sejalan dengan itu, kata
pasca pun dalam bahasa kita dilafalkan dengan [pasca], bukan [paska], misalnya
pada pascapanen [pascapanen] dan pascasarjana [pascasarjana]. Di dalam kamus
pun tidak ada keterangan yang memberi petunjuk bahwa pasca harus dilafalkan
[paska]. Oleh karena itu, pascapanen dan pascasarjana tidak dilafalkan dengan
[paskapanen] dan [paskasarjana], tetapi dilafalkan dengan [pascapanen] dan
[pascasarjana]. Bandingkan pelafalan pasca dengan panca, yang juga merupakan
unsur serapan dari bahasa yang sama, yaitu bahasa Sanskerta. Dalam hal ini
panca pun dilafalkan dengan [panca], bukan [panka], misalnya pada kata
Pancasila dan pancakrida.
Huruf c dari bahasa latin, seperti halnya
dari bahasa Inggris, tidak dilafalkan dengan [c], tetapi di satu pihak huruf
itu dapat dilafalkan dengan [s], dan di pihak lain huruf itu dapat dilafalkan
dengan [k]. Huruf c asing, sesuai dengan penyerapannya, dilafalkan dengan [s]
jika huruf itu diikuti oleh huruf e, i, dan y.
Misalnya:
cent
-------- sen
central -------- sentral
circulation -------- sirkulasi
cylinder ------- silinder
Huruf c asing dilafalkan dengan [k] jika
huruf itu diikuti oleh huruf a, u, o,
dan konsonan.
Misalnya:
corelation ---------- korelasi
calculation ---------- kalkulasi
cubic ---------- kubik
construction ---------- konstruksi
classification ---------- kalsifikasi
Sejalan dengan keterangan itu, huruf c pada
civitas pun dilafalkan dengan [s] karena terletak di muka i, tetapi pada
academica, huruf c dilafalkan dengan [k] karena terletak di muka a. Dengan
demikian, civitas academica dilafalkan dengan [sivitas akademika], bukan
[sivitas academica].
sumber pembelajaran ini didapat dari : http://www.agoeshendriyanto.com/2018/11/materi-kuliah-bab-6-bentuk-baku-dan.html?m=1
No comments:
Post a Comment