Hakikat dan Urgensi
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Esensi (hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Hakikat pancasila sebagai
filsafat terletak pada hal-hal sebagai berikut : Pertama, hakikat sila
ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa indonesia bahwa tuhan sebagai prinsip
utama dalam kehidupan semua makhluk. Artinya, setiap makhluk hidup, termasuk
warga negaraharus memiliki kesadaran yang otonom (kebebasan, kemandirian) di
satu pihak, dan kesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang akan
dimintai pertanggungjawaban atas semua tindakanyang dilakukan. Artinnya,
kebebasan selalu dihadapkan pada tanggung jawab, dan tanggung jawab tertinggi
adalah kepada Sang Pencipta.
Kedua, hakikat sila
kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas tiga monodualis,
yaitu susunan kodrat (jiwa,raga), sifat kodrat (makhluk individual, sosial),
kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan) (Notonagoro).
Ketiga, hakikat sila
persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan terwujud dalam
bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air real,
tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air real adalah bumi tempat orang
dilahirkan dan dibesarkan, bersuka dan berduka, yang dialami secar fisik
sehari-hari. Tanah air formal adalah negara bangsa yang berundang-undang dasar,
yang Anda, manusia Indonesia, menjadi salah seorang warganya, yang membuat
undang-undang, menggariskan hukum dan peraturan, menata, mengatur dan
memberikan hak serta kewajiban, mengesahkan atau membatalkan, memberikan
perlindungan, dan menghukum, memberikan paspor atau surat pengenal lainnya.
Tanah air mental bukan bersifat teritorial karena tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu, melainkan imajinasi ang dibentuk dan dibina oleh ideologi atau
seperangkat gagasan vital (Daoed Joesoef, 1987;18-20)
Keempat, hakikat sila
kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya, keputusan yang diambil
lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk mufakat, bukan membenarkan
begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli pendapat minoritas.
Kelima, hakikat sila
keasilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu kedilan distributif, legal, dan
komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat membagi dari negara
kepada warga negara. Keadilan legal adalah kewajiban warga negara terhadap
negara atau dinamakan keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah keadilan
antara sesama warga negara (Notonagoro dalam Kaelan, 2013: 402)
Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Hal-hal penting yang
sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sisten filsafat melputi
hal-hal sebagai berikut. Pertama, meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat
dapat memulihkan harga diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam
politik, yuridis, dan juga merdekan dalam mengemukakan ide-ide pemikirannya
utnuk kemajuan bangsa, baik secara materiil maupun spiritual. Kedua, Pancasila
sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berkar dari nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi berbagai
ideologi dunia. Ketiga, Pancasila sebagai sistem filsafatdapat menjadi dasar
pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat
kebangsaan dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada
kesejahteraan rakyat banyak. Keempat, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat
menjadi way of life sekaligus way of thinking bangsa Indonesia untuk menjadi
keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran. Bahaya yang
ditimbulkan kehidupan modern dewasa ini adalah ketidakseimbangan antara cara
bertindak dan cara berfikir sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan
mental dari suatu bangsa.
Sekian dan terimakasih,
semoga bermanfaat..
No comments:
Post a Comment