Powered By Blogger

Saturday, November 3, 2018

BAHASA INDONESIA



KETHEK OGLENG SEBAGAI IKON KOTA PACITAN


Assalamualaikum Wr. Wb.

     Hay sobat smart semuanya, selamat datang di SMART AKSARA MEDIA EDUKASI. Kali ini kita akan membahas sedikit tentang kesenian kethek ogleng. Ya.... seperti yg kita ketahui Pacitan terkenal dengan bermacam macam seni dan budayanya, salah satunya adalah KETHEK OGLENG yg dijadikan sebagai ikon kota pacitan. Okey sobat smart, tak perlu berlama lama kita langsung aja ke pembahasannya.
Jangan LUPA Open Juga 
https://benangmerahhati.blogspot.com/2018/11/pengertian-dan-fungsi-bahasa.html





     Pacitan adalah Kabupaten paling barat di Provinsi Jawa Timur, Pacitan tidak hanya memiliki goa yang unik, keindahan pantai dan pegunungan, namun pacitan juga memiliki kesenian tari asli dari Pacitan yaitu Tari KETHEK OGLENG. Karya ini lahir sekitar tahun 1962 yang diciptakan oleh seorang pemuda yang bernama Sutiman, dari daerah Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.

     Kesenian KETHEK OGLENG merupakan seni tari yang memeperagakan tingkah laku seekor kethek (kera) dengan kelincahan  dan kelucuannya. Tari KETHEK OGLENG ini diperankan oleh seorang penari dengan kostum serba putih dan menggunakan penutup kepala semacam topeng dibagian muka ala kethek (kera). Dalam pementasan tari KETHEK OGLENG ini diiringi oleh alat gamelan jawa dengan lantunan musik yang khas.

     Upaya pelestarian seni KETHEK OGLENG ini juga dilakukan oleh beberapa pihak dan dengan berbagai cara. Hingga akhirnya dari salah satu dosen kami yang bernama bapak AGOES HENDRIYANTO beserta rekannya membuat sebuah artikel dan buku tentang kesenian ini. Beliau juga mengatakan bahwa 2 tahun kedepan KETHEK OGLENG akan menjadi sebuah ikon kota Pacitan. Dengan usaha yang beliau rintis dari nol akhirnya membuahkan hasil. Pada tanggal 14 Oktober 2018 berhasil mengadakan FESTIVAL KETHEK OGLENG dalam rangka HUT Sanggar Seni Condro Wanoro yang dilaksanakan di Nawangan tepatnya di halaman Monumen  Jendral  Sudirman. Dengan penari yang berjumlah 200 penari berhasil menarik perhatian dari masyarakat Pacitan untuk melihat secara langsung pertunjukan ini. Tak hanya itu Bapak Bupati Pacitan pun ikut melihat festival ini.

Sedikit tentang asal usul KETHEK OGLENG



     Dalam tarian KETHEK OGLENG, diceritakan bahwa putri Dewi Sekartaji atau putri dari kerajaan Jenggala menjalin hubungan asmara dengan Panji Asmara Bangun pangeran dari kerajaan Kediri. Hubungan mereka sangat harmonis, karena keduanya saling mencinta dan seolah tidak bisa  dipisahkan. Akan tetapi, orang tua mereka tidak sejalan dengan cinta anak-anaknya, ayahanda sang puteri mempunyai kehendak lain, beliau menginginkan puterinya untuk menikah dengan pria pilihannya. Sang puteri menolak, tetapi ayahnya yang seorang raja bersikeras menginginkan agar anaknya menikah denga pria pilihannya, sampai akhirnya sang puteri dipaksa untuk menikah dengan pria tersebut. Karena cintanya pada Panji Asmara Bangun dan untuk menghidar dari paksaan ayahnya, sang puteri pun secara diam-diam meniggalkan kerajaan Jenggala tanpa sepengetahuan orang tuanya.

     Malam hari sang puteri berangkat dengan diiringi dayang istana menuju kearah barat. Mengetahui sang kekasih pergi meninggalkan kerajaan, kemudian Panji Asmara Bangun pergi untuk mencari sang puteri. Panji Asmara Bangun singgah dirumah seorang sang pendeta dan diberi wejangan. Pergi kearah barat dan menyamar menjadi Kethek (kera). Begitu pula sang puteri yang menyamar sebagai Endang Roro Tompe (seorang gadis dengan tompel di wajahnya).

     Sang Tompe hidup menyendiri di sebuah pondok di hutan. Ia hanya berteman kan binatang liar yang hidup di sekitar hutan. Begitu juga dengan sang Kethek, ia hidup menggelantung dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya di sebuah hutan belantara. Setelah sekian lama, sang Kethek pun bertemu dengan sang Tompe. Awalnya keduanya tidak saling mengenal, akan tetapi lama kelamaan keduanya pun saling mengenal dan menjadi akrab. Karena mereka sudah merasa akrab, akhirnya mereka pun merubah wujudnya seperti semula. Sang Kethek kembali menjadi Panji Asmara Bangun dan sang Tompe pun kembali menjadi Dewi Sekartaji. Ketika mereka sudah kembali ke wujud aslinya, mereka pun kaget ternyata mereka adalah orang yang saling mengenal dan saling mencari bahkan saling mencintai.

     Perjumpaan sepasang kekasih tersebut sangat mengharukan. Mereka pun saling melepas rindu, layaknya sepasang kekasih yang lama tidak bertemu. setelah itu mereka kembali ke kerajaan Jenggala untuk meminta restu dan segera menikah.


Tetap jaya selalu Pacitanku, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Lanjut minggu depan ya guysss ☺️

Wassalamualaikum Wr. Wb.

2 comments:

Evamellya said...

Nice👍 bisa dijadikan referensi :)

novian widyati said...

siap kak , terima kasih

UAS PENDIDIKAN INFORMATIKA

Kali ini saya akan membuat tutorial mengenai cara membuat raport secara otomatis di excel, baik menggunakan vlookup, hlookup, dan data....