Powered By Blogger

Saturday, November 17, 2018

Agama dan Agama Islam


Agama dan Agama Islam
A.      Arti Agama dan Agama Islam
Agama secara umum mengandung maksud atau arti, sebuah kepercayaan, ajaran, atau sistem yang mengatur tata cara peribadatan pada Tuhan dan hubungan antar manusia yang dianut oleh seseorang. Maka ajaran agama memegang peran yang penting sehingga seseorang yang beragama pasti akan selalu berbuat kebaikan, karena mereka tahu bahwa semua perilaku akan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Oleh karena hal tersebut, seseorang dianjurkan memeluk agama agar berperilaku terpuji kepada sesesama umat manusia. Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup. Yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita makan, bergaul, beribadah sudah ditentukan oleh aturan atau tata cara agama.
Islam menurut bahasa: kata Islam berasal dari bahasa Arab, yakni Islam. Islam kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah), berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima; berakar dari huruf sin lam mim. Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak tercela dan tidak cacat. Dari kata di itu terbentuk kata masdar salamat (yang dalam bahasa Indonesia menjadi selamat). Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa arti yang dikandung perkataan Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselataman, penyerahan (diri), ketaatan, dan kepatuhan. Dari perkataan salamat, salm tersebut timbul ungkapan “Assalamualaikum” yang telah membudaya dalam masyarakat Indonesia. Artinya (mengandung doa dan harapan) semoga anda selamat, damai, sejahtera.
Demikianlah analisis makna perkataan Islam. Intinya adalah berserah diri, tunduk, patuh dan taat dengan sepenuh hati kepada kehendak Ilahi. Kehendak Ilahi yang wajib ditaati dengan sepenuh hati oleh manusia itu, manfaatnya, bukanlah untuk Allah sendiri tetapi untuk kemaslahatan atau kebaikan manusia dan lingkungan hidupnya. Kehendak Allah telah disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya berupa wahyu yang kini dapat dibaca dan dikaji selengkapnya dalam Alquran. Rasul-pun tela memberi penjelasan, petunjuk, dengan contoh bagaimana memahami dan mengamalkan ayat-ayat Alquran dengan Sunnah beliau.
#Agama Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia melaui wahyu Allah SWT.
#Agama Islam merupakan satu sistem akidah dan syariah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan. Ruang lingkupnya lebih luas dari ruang lingkup agama Nasrani yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, agama Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat termasuk dengan diri sendiri dan alam sekitarnya yang kita kenal dengan lingkungan hidup.
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat Islam terhadap Islam. Setiap muslim dan muslimah mempunyai komitmen terhadap Islam, intinya terdapat dalam Alquran surat al-‘Asr. Artinya lebih kurang: ”Demi waktu. Sesungguhnya manusia senantiasa berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan beramal saleh, saling nasihat-menasihati tentang kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran”.
Berpangkal tolak dari surat al-‘Asr, ada lima komitmen atau keterikatan seorang muslim dan muslimah terhadap Islam. Komitmen itu adalah:
1.  Menyakini, mengimani kebenaran agama Islam seyakin-yakinnya.
2.  Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
3.  Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
4.  Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi yang meyakinkan dengan bahasa yang baik, dan
5. Sabar dalam berislam, dalam menyakini, mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan agama Islam, agama yang diridhai Allah, agama yang kita peluk bersama, agama yang menyelamatkan kehidupan kita di dunia ini dan membahagiakan hidup kita di akhirat kelak.

B.       Ruang Lingkup Agama dan Agama Islam
          Ruang Lingkup Agama secara umum adalah hal-hal yang menjadi pedoman pokok bagi agama tersebut antara lain adalah:
1.      Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
2.      Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3.      Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.
Adapun Ruang Lingkup Agama Islam sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai pengertian yang berbeda, tetapi dalam prakteknya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.
1.        Iman artinya membenarkan dengan hati, merealisasikan (mewujudkan) dalam perkataan dan perbuatan akan adanya Allah SWT dengan segala Ke-Maha Sempurnaan-Nya, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar.
2.        Islam artinya taat, tunduk, dan menyerahkan diri atas segala ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Rukun Islam terdiri atas Syahadatain (dua kalimah syahadat), Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
3.        Ihsan artinya berakhlak dan berbuat saleh sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama makhuk dilakukannya dengan penuh keikhlasan. Seakan-akan Allah menyaksikannya sepanjang waktu.
Dari penjelasan di atas, Agama Islam memiliki tiga Ruang Lingkup yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan sehingga bisa juga disebut dengan 3 Ruang Lingkup Agama Islam.
Kemudian, yang termasuk muamalah dengan sesama makhluk adalah sebagai berikut :
·           Bermuamalah dengan manusia dalam kaitanya dengan Rasul, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, antar bangsa, dan sebagainya. (Q.S Al Hujuraat : 13 dan Al Maa-idah : 2)
·           Bermuamalah dengan hewan, tumbuhan, dan alam semesta. (Q.S Ibrahim : 19; Ali Imran : 191; Luqman : 20; Al Mu'minuun :71 dan Ar Ruum : 41).
Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu untuk memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini penjelasannya :
1.        Islam Sebagai Agama Allah. Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam predikatnya yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran agama Islam nyata sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang berarti kesucian dan kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.
2.        Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan diajarkan kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia hanya mengajak manusia kepada Islam.
3.        Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah. Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah” yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup sebagai keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang mempersatukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
4.        Islam Sebagai Jalan yang Lurus. Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi panggilan Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena mereka tahu dan mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan pada jalan Allah yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
5.        Islam Sebagai Tali Allah. Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa- tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah.
1.      Din berarti “agama” Al-Fath : 28
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ‌ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدً۬ا
Artinya :
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
2.      Din berarti “ibadah” surat Al-Mukminun : 14
ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَ‌ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ

Artinya :
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
3.      Din berarti “kekuatan” surat Luqman 32
وَإِذَا غَشِيَہُم مَّوۡجٌ۬ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّٮٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ فَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٌ۬‌ۚ وَمَا يَجۡحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ۬ كَفُورٍ۬
Artinya :
Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus [2]. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
4.      AL-IMRAN 85
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
Artinya :
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu] daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

C.       Klasifikasi Agama dan Agama Islam
Klasifikasi: penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Mengklasifikasi: menggolong-golongkan menurut jenis; menyusun ke dalam kelompok.
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dapat dibagi menjadi dua:
1.         Agama wahyu (revealed religion) yang kadang-kadang disebut juga dengan agama langit.
2.         Agama budaya (cultural religion atau natural religion) yang kadang-kadang disebut juga agama bumi atau agama alam.

Adapun ciri-ciri masing-masing agama adalah:
1.         Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan malaikat jibril kepada Rasul atau Nabi, pada waktu itulah agama wahyu itu lahir. Agama budaya tidak dapat dipastikan kelahirannya karena mengalami proses pertumbuhan sesuai dengan proses pertumbuhan kebudayaan masyarakat atau perkembangan pemikiran manusia yang memberikan ajaran agama budaya itu.
2.         Agama wahyu disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasulullah, yang bertugas selain menyampaikan, juga menjelaskan wahyu yang diterimanya dengan berbagai cara dan upaya. Agama budaya tidak mengenal utusan atau Rasulullah. Yang mengajarkan agama budaya adalah  filsuf atau pemimpin kerohanian atau pendiri agama itu sendiri.
3.         Agama wahyu mempunyai kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan Allah. Wahyu yang ada dalam kitab suci itu tidak boleh berubah atau diubah. Agama budaya tidak mempunyai kitab suci. Agama budaya yang telah berperadaban mungkin mempunyai kitab suci, namun isinya dapat berubah karena perubahan filsafat agama atau kesadaran agama masyarakatnya.
2.         Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah Yang Maha Benar, Maha Mengetahui segala-galanya. Karena itu pula kebenarannya tidak terikat pada ruang dan waktu. Sedangkan ajaran agama budaya kebenarannya relatif, terikat pada ruang dan waktu tertentu.
3.         Sistem hubungan manusia dengan Allah, dalam agama wahyu, ditentukan oleh Allah sendiri dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasulullah. Sistem hubungan ini tetap tidak berubah bagaimanapun dahsyatnya perubahan karena perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sistem hubungan manusia dengan Tuhan dalam agama budaya berasal dari akal berdasarkan kepercayaan dan pengetahuan serta pengalaman manusia yang senatiasa berubah atau bertambah.
4.         Konsep ketuhanan agama wahyu ialah monoteisme (paham yang mempercayai hanya satu Tuhan) murni sebagaimana yang disebutkan dalam ajaran agama langit itu. Konsep ketuhanan agama budaya, karena disusun oleh akal manusia, berkembang sesuai dengan perkembangan akal manusia mulai dari dinamisme (kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup) sampai kepada monoteisme tidak murni atau monoteisme terbatas.
5.         Dasar-dasar ajaran agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia. Sedangkan dasar-dasar agama budaya bersifat relatif karena ditujukan kepada manusia dalam masyarakat tertentu yang belum tentu sesuai dengan masyarakat lain.
6.         Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan hakikat kemanusiaan. Yang bernilai baik diwajibkan agar manusia memperoleh keselamatan dan kebahagian. Yang bernilai buruk dilarang atau diharamkan-Nya untuk mencegah kecelakaan dan penderitaan manusia di dunia ini dan di akhirat kelak. Nilai-nilai agama budaya ditentukan oleh manusia sesuai dengan cita-cita, pengalaman serta penghayatan masyarakat yang menganutnya. Nilai-nilai itu mungkin sesuai untuk suatu masyarakat pada suatu masa tertentu, mungkin juga harus diubah lagi di suatu masyarakat pada masa lain.
7.         Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenaranya oleh ilmu pengetahuan (sains) modern. Demikian juga dengan peristiwa-peristiwa yang telah berlalu dibuktikan kebenarannya oleh sejarah, sedangkan ramalan tentang peristiwa yang akan datang kebenaranya akan dibuktikan oleh pengalaman manusia. Hal-hal yang disebutkan agama budaya tentang alam sering dibuktikan kekeliruan oleh sains. Demikian pula pemberitaannya tentang peristiwa-peristiwa sejarah. Sedang ramalan-ramalannya tentang peristiwa-peristiwa yang akan datang sering tidak sesuai dengan pengalaman manusia.
8.         Melalui agama wahyu, Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan, dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil, yaitu manusia sempurna, manusia baik yang bersih dari noda dan dosa. Pembentukan manusia menurut agama budaya disandarkan pada pengalaman dan penghayatan masyarakat penganutnya yang belum tentu diakui oleh masyarakat lain yang berbeda cita-cita, pengalaman dan penghayatannya.

D.      Hubungan Antara Agama Islam dan IPTEK
 Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai positif dan negatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana misalnya: modern industri, komunikasi, dan transportasi, terbukti amat bermanfaat. Setelah ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit. Dahulu orang naik haji dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang kita hanya perlu 12 jam saja untuk sampai ke Jeddah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempunyai dampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Misalnya : bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (human cloning). Teknologi internet disalah gunakan sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.
Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin ?.

Pengertian Teknologi
Teknologi adalah kemampuan teknik dalam pengertiannya yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu‑ilmu alam yang bersandar kepada proses teknis tertentu. Sedangkan teknik adalah pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri (bangunan, mesin dsb).
Istilah teknik, berasal dari bahasa Yunani teknikos, artinya dibuat dengan keahlian. Secara luas, teknik adalah semua manifestasi dalam arti materiil yang lahir dari daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna mempertahankan kehidupan. Dalam arti klasik teknik adalah ilmu pengetahuan dalam pengertian luas, yang bertopang kepada ilmu‑ilmu alam dan eksakta yang mewujudkan ilmu‑ilmu : perencanaan, konstruksi, pengamanan, utilitas, tepat guna, dan sebagainya dari semua bangunan teknik, sipil maupun militer.

Hubungan Agama dan IPTEK
Berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma :
Pertama,paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan .Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya.
Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan. Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada dan dibuang sama sekali dari kehidupan. Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan iptek.
Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam –yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits– menjadi qa’idah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (An-Nabhani, 2001).paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat pertama surah Al’Alaq ayat yang artinya “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islaminilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar segala pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mencetak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek.

Peranan Islam Dalam IPTEK
Peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw. Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi, perlu perubahan fundamental dan perombakan total. Mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia. Konsep iptek wajib bersumber kepada al-Qur`an dan al-Hadits. Jika suatu konsep iptek bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya sebagaimana  Teori Darwin.
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Selama sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama. Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas ,mengkloning manusia manusia, mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. yaitu standar yang bersumber dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam.

Integrasi Pendidikan Iman,Takwa,dan IPTEK
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas iman dan takwa, iptek bisa disalah gunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan iman dan takwa dan nilai-nilai surgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, iman dan takwa menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar iman dan takwa, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (Q.S. An-Nur:39). Maka integrasi iman dan takwa dan iptek harus diupayakan dalam format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201).

Alasan Umat Islam harus menguasai IPTEK
1.         Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
2.         Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri

No comments:

UAS PENDIDIKAN INFORMATIKA

Kali ini saya akan membuat tutorial mengenai cara membuat raport secara otomatis di excel, baik menggunakan vlookup, hlookup, dan data....